Advertisement

Kebersihan Sungai di DIY Akan Dievaluasi

Stefani Yulindriani Ria S. R
Jum'at, 19 September 2025 - 15:12 WIB
Maya Herawati
Kebersihan Sungai di DIY Akan Dievaluasi Sungai Code di Kota Jogja. / Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Masyarakat di DIY diminta menjaga kebersihan sungai-sungai karena masih banyak warga yang membuang sampah di tempat itu.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, menuturkan kebersihan sungai merupakan bagian dari Hamemayu Hayuning Bawono yang diakui oleh UNESCO.

Advertisement

“Pengakuan UNESCO harus ada report dan pengawasan setiap lima tahun. Kalau setiap lima tahun tidak bisa melaksanakan yang menjadi dasar Hamemayu Hayuning Bawono, ya dicabut [pengakuannya]. Harapan saya peristiwa ini menimbulkan kesadaran untuk menjaga kebersihan sungai,” katanya dalam acara Bersih-Bersih Sungai dan Tebar Benih Ikan di Sungai Perkotaan Jogja, Jumat (19/9/2025).

Hamemayu Hayuning Bawono adalah salah satu falsafah Jawa yang berarti memelihara, memperindah, dan menjaga harmoni dunia. Prinsip ini menekankan keseimbangan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Filosofi tersebut menjadi dasar bagi tata kehidupan masyarakat Jawa, termasuk dalam penataan ruang dan budaya di DIY.

Ketika UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage), yang diakui bukan hanya fisik seperti jalan, bangunan, atau monumen, tetapi juga nilai tak benda berupa filosofi Jawa.

Oleh karena itu, menurut Sultan, seluruh lapisan masyarakat punya tanggung jawab untuk mengelola kelestarian alam. Menurutnya kelestarian alam yang terganggu akan menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat.

Ia menuturkan masyarakat sekitar Sungai Code telah menjaga kebersihan sungai sejak beberapa waktu lalu. Saat itu, ada pembangunan jalan inspeksi di bantaran Sungai Code. Pembangunan tersebut perlu memangkas sebagian rumah warga yang ada di bantaran sungai.

Sultan menyebut ada negosiasi antara warga bantaran sungai dengan Wali kota Jogja yang menjabat saat itu untuk membangun jalan tersebut. Dari negosiasi itu, warga dapat membangun kembali bangunan di sana. Namun ruang tamu setiap bangunan harus menghadap sungai, bukan dapur. Hal itu untuk mengantisipasi pembuangan sampah domestik dari pemukiman warga setempat. “Karena ruang tamu menghadap ke sungai, jadi masyarakat malu kalau ketahuan membuang sampah [ke sungai]. Harapan saya itu bisa terjadi,” ujar Sultan.

Menurutnya, kotoran yang masuk di Sungai Code tidak hanya berasal dari Kota Jogja, tetapi juga dari Sleman. Sultan pun mengaku telah menyampaikan hal tersebut kepada bupati Sleman untuk mengimbau agar masyarakat Sleman tidak membuang sampah ke sungai.

Trash Barrier

Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo, mendorong agar masyarakat tidak membuang sampah di sungai di masa mendatang. “Membersihkan lingkungan sungai menjadi indikator penting. Kalau lingkungannya bersih, tapi sungainya tidak bersih, ya apa artinya? Karena itu, saya mengajak masyarakat untuk menaati arahan Ngerso Dalem agar sungai benar-benar dijaga,” katanya.

Hasto menambahkan Pemkot telah memasang sembilan trash barrier untuk penanganan sampah di hulu sungai. Menurutnya hal tersebut sebagai bagian dari upaya menjaga kebersihan dan kelestarian aliran sungai di Kota Jogja.

Hasto menyebut, pemasangan trash barrier tersebut dilakukan untuk mencegah sampah sungai yang ada di Kota Jogja terbawa arus air sehingga menyebabkan sampah di wilayah hilir. Selain itu, menurutnya, pemasangan trash barrier juga mempermudah pengambilan sampah sungai. “Supaya adil juga, kalau nanti masih ada sampah yang terbawa, berarti jelas asalnya dari kota [Jogja]. Dengan begitu kita bisa lebih bertanggung jawab,” katanya.

Dia menyebut, pemasangan sembilan trash barrier ditargetkan setelah proses pembersihan bersama BBWSO selesai dalam satu bulan ke depan.

“Kami sudah koordinasi, setelah normalisasi rampung, trash barrier akan segera dipasang,” jelasnya.

Sampah di Sungai

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kelurahan Prawirodirjan, Shodiq Ritwanto, menuturkan masih ada sejumlah warga yang membuang sampah di Sungai Code. Mereka masih mengalami kesulitan untuk membuang sampahnya, terutama saat sampah yang ada di depo menumpuk.

“Ketika depo [sampah] penuh menjadi kendala [bagi masyarakat]. Karena penggerobak tidak bisa mengangkut seluruh sampah warga,” ujarnya.

Pembuang sampah liar itu tidak diberikan sanksi . lantaran Shodiq menyadari mereka masih kesulitan membuang sampah. Ia pun berharap agar Pemkot Jogja maupun Pemda DIY dapat memfasilitasi tempat pembuangan dan pengelolaan sampah agar kejadian serupa tidak terulang kembali. “Kesiapan pemerintah untuk pengelolaan sampah diperlukan, sehingga masyarakat tidak mencari jalan pintas. Karena begitu [sampah] tertempung di rumah agak lama, sudah menimbulkan bau. Akhirnya [masyarakat] mencari jalan pintas, kalau enggak dibuang di jalan ya di sungai,” kata Shodiq.

Normalisasi Sungai

Sementara itu, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) melakukan normalisasi sungai yang ada di Kota Jogja sejak beberapa waktu lalu. BBWSO menargetkan normalisasi sungai tersebut akan rampung pada Oktober 2025.

Kepala BBWSO, Maryadi Utama, menuturkan pembersihan sedimen sungai telah berlangsung hampir dua bulan terakhir. Dalam kurun waktu tersebut jawatannya telah mengerahkan sejumlah alat berat untuk mengeruk sedimentasi di Sungi Code. “Sudah hampir dua bulan kita membersihkan Kali Code dari sedimen. Ini masih berjalan, insyaallah akhir Oktober bisa selesai,” ujarnya.

Maryadi menambahkan setelah proses normalisasi di Kali Code selesai, BBWSO berencana melanjutkan pengerukan sedimen di Sungai Winongo dan Gajahwong. Lebih lanjut dia pun mengimbau agar masyarakat Kota Jogja menjaga kebersihan di sekitar bantaran sungai. Dia meminta masyarakat tidak membuang sampah ke sungai. “Kami minta tolong diviralkan. Ini bagian dari upaya menyuarakan bersih-bersih sungai, sekaligus bisa menjadi daya tarik wisata dan ekonomi baru bagi masyarakat.”

BACA JUGA: Air Tanah Perkotaan Rentan Tercemar, Tak Semua Layak Jadi Air Kemasan

BACA JUGA: Jaga Kelestarian Selokan Mataram, Bonus Wahana Refreshing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Jadwal KRL Solo Jogja Berangkat dari Stasiun Palur, 6 Oktober 2025

Jadwal KRL Solo Jogja Berangkat dari Stasiun Palur, 6 Oktober 2025

Jogja
| Senin, 06 Oktober 2025, 02:17 WIB

Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Wisata
| Minggu, 05 Oktober 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement