Advertisement
Jelantah Jadi Rupiah, Bank Sampah Cilacap Punya 2.000 Nasabah

Advertisement
Harianjogja.com, CILACAP—Lebih dari 2.000 warga Cilacap kini menjadi nasabah Bank Sampah Beo Asri. Mereka rutin menukar minyak jelantah dengan uang tunai sekaligus membantu menjaga lingkungan.
Derai hujan yang mengguyur Kelurahan Tegalreja, Cilacap tak mampu menenggelamkan seruan penuh semangat dari ibu-ibu berbalut pakaian kuning. Tidak pula memadamkan niat ibu-ibu yang berbaris rapi dengan botol-botol minyak jelantah dalam pelukannya.
Advertisement
Pasukan kuning, yang merupakan pengurus Bank Sampah Beo Asri Tegalreja, terlihat menyambut nasabah mereka dengan senyuman yang tak kalah cerah dari warna pakaiannya. Yang menjadi nasabah tentulah para pembawa minyak jelantah dalam berbagai ukuran, ada yang botolan, ada juga yang menggunakan galon.
Yuni Krisgiyanti, 38, adalah salah satu dari belasan nasabah yang mengantre untuk menyetorkan minyak jelantahnya. Puan yang bekerja sebagai pedagang gorengan itu memeluk galon berukuran 5 liter yang tidak terisi penuh. Minyak jelantah yang berada dalam pelukannya merupakan akumulasi dari penggunaan selama kurang lebih sepekan. Minyak jelantah yang ia setorkan merupakan minyak bekas dua kali pakai untuk menggoreng mendoan, sate, hingga lauk-pauk untuk nasi kucing yang biasa ia jual dari siang hingga menjelang petang.
Ketika ditimbang, minyak jelantah yang dibawa Yuni tercatat seberat 3 kg, sehingga ia pun berhasil mengantongi bayaran senilai Rp15.000. Bank Sampah Beo Asri Tegalreja menggunakan satuan ukur kg dalam membeli minyak jelantah, dan mematok harga dengan nominal Rp5.000 per kg.
“Dulu saya bingung mau buang mijel [minyak jelantah] di mana. Paling dikumpulin, buang di tong sampah, jadi limbah,” kata Yuni.
Bagi Yuni, kehadiran bank sampah tak hanya menjawab kebingungannya ihwal lokasi pembuangan minyak jelantah. Bank sampah binaan PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap (RU IV) itu juga turut mendatangkan keuntungan ekonomi bagi dirinya, serta bagi masyarakat yang rajin mengumpulkan minyak jelantah.
Pengelola Bank Sampah Beo Asri, Sri Widowati, 75, aktif mengedukasi masyarakat ihwal bahaya minyak jelantah apabila dibuang sembarangan, seperti pencemaran tanah dan air, serta penyumbatan saluran air yang dapat menyebabkan banjir. Meski Bank Sampah Beo Asri hanya membeli minyak jelantah seharga Rp5.000 per kg, nyatanya hal tersebut berhasil menjadi motivasi agar masyarakat tidak membuang minyak bekas dengan sembarangan. Kini, bank sampah yang dikelola Sri telah memiliki lebih dari 2.000 nasabah.
Tak hanya mengedukasi soal bahaya lingkungan, Sri juga meningkatkan kesadaran masyarakat soal efek negatif terhadap kesehatan bila menggunakan minyak goreng berulang kali hingga berwarna hitam. “Mereka tuh pake minyak kadang sampai hitam sekali. Itu kan untuk kesehatan kurang bagus. Sekarang dipakai sedikit-sedikit bisa dikumpulkan jadi uang,” kata pensiunan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) itu.
Dengan demikian, pembelian minyak jelantah oleh Bank Sampah Beo Asri tak hanya mendatangkan manfaat bagi lingkungan dan menggerakkan perekonomian masyarakat Tegalreja, tetapi juga berdampak positif bagi kesehatan masyarakat.
BACA JUGA: Eks Kadis Kominfo Sleman Jadi Tersangka Korupsi Bandwidth Rp3 Miliar
Ramah Lingkungan
Warga di Kelurahan Tegalreja itu kian terbakar semangatnya untuk berpartisipasi menyusul kabar PT Pertamina (Persero) yang mulai mengembangkan avtur ramah lingkungan (bioavtur) dengan bahan dasar minyak jelantah. Nama bioavtur itu adalah Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku Used Cooking Oil (UCO), atau yang lebih dikenal sebagai avtur ramah lingkungan dari minyak jelantah.
Kehadiran avtur dari minyak jelantah menjadi kebanggaan tersendiri, sebab mengharumkan nama Indonesia di kawasan Asia Tenggara sebagai produsen avtur ramah lingkungan pertama yang memiliki sertifikat internasional sustainability ISCC CORSIA berbahan baku campuran UCO atau minyak jelantah. Dengan mengantongi sertifikasi tersebut, maka tumbuhlah kepercayaan diri Indonesia untuk mengujicobakan bahan bakar dari minyak bekas itu.
Tercatat pada 20 Agustus 2025, tiga hari sejak peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-80, maskapai Pelita Air yang berbahan bakar avtur dari minyak jelantah berhasil lepas landas dan membelah angkasa untuk kali pertamanya.
Keberhasilan tersebut sekaligus menunjukkan keandalan inovasi anak bangsa, serta membuka peluang bisnis baru bagi Pertamina, yakni mengekspor avtur ramah lingkungan dari minyak jelantah. “Kalau sudah melihat hasil daripada SAF kita, pasti negara lain akan melirik [SAF] kita,” ujar Komisaris Utama dan Independen Pertamina Mochammad Iriawan.
Ambisi tersebut tentunya harus didukung oleh keandalan produksi. Karenanya, Iwan Bule, sapaan akrab Iriawan, memerintahkan kepada jajarannya untuk menambah jumlah titik pengumpulan minyak jelantah.
Penambahan jumlah titik pengumpulan minyak jelantah juga mendukung rencana Pertamina dalam mereplikasi keberhasilan Kilang Cilacap memproduksi avtur dari minyak jelantah. Adapun dua kilang yang ditargetkan akan memproduksi avtur dari minyak jelantah adalah Kilang Dumai dan Kilang Balongan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dishub DIY Imbau Maxride Segera Urus Perizinan
- JDT Bantai Bangkok United 4-0 di ASEAN Club Championship
- Polres Metro Depok Ungkap Peredaran Ganja Capai 78,6 Kg Selama Sebulan
- iPhone 17 Pro Scratchgate Diklaim Bukan Goresan, Tapi Transfer Material
- Putaran Kedua ATP 500 Beijing, Jannik Sinner Ketemu Terence Atmane
Advertisement
Advertisement

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Prameks Hari Ini, Kamis 25 Sept, Jogja-Kutoarjo
- Jadwal SIM Keliling di Bantul, Kamis 25 September 2025
- Jadwal KA Bandara Jogja Terbaru Hari Ini, Kamis 25 September 2025
- Jadwal SIM Keliling di Gunungkidul Hari Ini, Kamis 25 Sept 2025
- Jadwal Bus DAMRI Jogja ke Bandara YIA Hari Ini
- Jadwal SIM Keliling di Sleman Hari Ini, Kamis 25 Sept 2025
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, Kamis 25 Sept 2025
Advertisement
Advertisement